Alice In Borderland (2020) - Hunger Games Versi Jepang Dengan Visual Memukau

Alice in Borderland (2020)

Fantasy | Survival | Action

Director : Shinsuke Sato

Writer : Yasuko Kuramitsu,Shinsuke Sato

   Country : Japan

Release Date : 10 December 2020 (Netflix)

IMDB : 7.8 | Rotten Tomatoes : 80%


 Awalnya cuman denger-denger hype dari serial jepang yang tampil di Netflix ini dan saya tuh tipe orang yang kalo semakin rame orang nonton malah jadi semakin males gitu meskipun pada akhirnya ya nonton nonton juga setelah liat trailernya yang cukup bisa mengikat saya agar langsung menontonnya. Tanpa berlama-lama lagi yaudah saya langsung buka Netflix dan menonton serial ini.

    Alice in Borderland mungkin juga merujuk pada film Alice in Wonderland (2010) yang ada Johny Depp sama Mia Wasikowska, dan ya memang dari segi plot agak mengarah ke sana bahkan beberapa karakter seperti Alice yang diversi series menjadi Arisu lalu peran Johny Depp sebagainya Hatter juga disini ada.

    Serial ini bercerita tentang Arisu (Kento Yamazaki) yang hidup dikeluarga sejahtera namun dia adalah seorang pengangguran dan ayahnya lebih percaya kepada adiknya daripada dirinya karena keseharian Arisu hanya dihabiskan didalam kamar untuk bermain game online(sesuatu yang sangat diperlukan dalam perjalanannya) dia lalu minggat dari rumah untuk bertemu dengan dua sahabatnya yang juga sedang kena masalah, Karube (Keita Machida), seorang bartender yang dipecat karena berpacaran dengan kekasih bossnya dan ada Chota (Yuki Morinaga), seorang IT yang bolos kerja setelah bermasalah dengan ibunya. Tiga orang yang lagi kena masalah ini akhirnya malah membuat masalah baru lagi dijalanan yang membuat mereka bertiga mengumpat dari kejaran polisi ditoilet stasiun. Namun saat mereka kembali keluar, dunia sudah berubah. Persimpangan Shibuya yang beberapa saat sebelumnya padat sekarang menjadi kosong sama sekali tidak ada orang.

    Sampai akhirnya tiba saat malam hari mereka menemukan ada orang lain di dunia baru mereka dan baru memahami jika mereka bertiga sedang berada di dunia parallel yang mengharuskan mereka mengikuti permainan teka-teki yang kalau mereka gagal maka mereka akan mati. Formula ini jelas sudah populer terlebih dahulu lewat film The Hunger Games atau Saw. Namun film ini memakai konsep yang lebih modern.

    Setelah nonton episode 1 saya langsung terpancing untuk kembali menonton lanjutannya meskipun tidak ada adegan cliffhanger, namun saya semacam sudah terjebak juga dalam dunia Borderland ini. Pace dalam series ini sangat cepat dan penonton akan dibawa dalam situasi menegangkan dan juga akan mengikuti bagaimana para karakter yang akan menyelesaikan permainannya.

    Hebatnya, series ini mampu membuat kita berempati dengan para karakternya lewat cara menampilkan adegan flashback yang bukan cuman berpusat dikarakter utama melainkan juga di para karakter pendukungnya. Porsi yang ditampilkan untuk kilas balik juga pas dan membuat kita masuk ke para karakter, jadi kita tahu alasan kenapa mereka seperti sekarang.  Pendekatan seperti ini pernah dilakukan dalam serial Netflix juga yang berjudul Orange Is The New Black. Niragi (Dori Sakurada) adalah salah satu karakter yang antagonis disini dan setelah kita diperlihatkan flashback kehidupan Niragi di dunia nyata, kita jadi seperti memaklumi alasan kenapa Niragi menjadi kejam dan lebih nyaman hidup di dunia Borderland. Karakter Kuina (Aya Asahina) yang juga memiliki masa lalu yang cukup kelam juga persahabatan antara Aguni (Sho Aoyagi) dan Hatter (Nobuaki Kaneko) yang awalnya saya kira adalah dua orang yang saling berebut tahta tapi ternyata sebelum memasuki dunia Borderland, mereka berdua adalah kawan lama yang akrab.

    Secara visual Alice in Borderland ini juga cukup ciamik dalam menggambarkan dunia game dan juga situasi Tokyo yang sepi, CGI yang terlihat halus dengan detail-detail yang menambah nilai dari aspek visual. Meskipun di beberapa bagian seperti macan hitam,harimau atau darah yang bercucuran masih agak terlihat kasar namun itu semua masih bisa ditutupi dengan kelebihan di detail efek visual lainnya. Sinematografinya juga cukup menambah ketegangan dan ikut menambah intensitas dari series ini. Adegan fighting juga cukup keren dan terlihat epic berkat kolaborasi antara koreo,sinematografi dan efek visual yang keren dan seimbang. Bisa dibilang alur,pengembangan karakter dan sinematografi berada dijalur dan kecepatan yang sama dalam membawa cerita. 

    Tontonlah series ini di Netflix, udah gausah ngeraguin plot,visual sama production value dari Alice in Borderland. Pokoknya ini masuk dalam list series terbaik saya di 2020, yaa meskipun saya nontonnya di 2021 hehe


RATE PRIBADI 9.0 / 10

Comments