Chungking Express (1994) - Drama Patah Hati Dengan Penceritaan Unik

        CHUNGKING EXPRESS (1994)

Drama | Crime | Romance

Director : Wong Kar-Wai

Writer : Wong Kar-Wai

Country : Hong Kong

Release Date : 14 July 1994, 8 March 1996 (USA)

IMDB : 8,8 | Rotten Tomatoes : 88% | Metacritic : 77


    Saat itu ditengah malam yang sepi, saya berharap akan menemukan sesuatu yang berharga ketika saya memutuskan akan menonton film saat itu. Saat sedang mencari dan mencoba berpikir "Mau nonton paan ye" tiba-tiba saya agak penasaran dengan filmnya Wong Kar Wai karena saya ingat pernah melihat cuplikan gambar dari sebuah adegan filmnya dan saya berfikir akan suka dengan gaya visual dari Wong.

        Cukup dilema juga untuk memilih In The Mood For Love yang kata banyak orang karya terbaiknya Wong tapi meski begitu saya akhirnya lebih memilih Chungking Express karena film ini kayaknya gak se-eksplisit In The Mood For Love.

        Judul Chungking Express bukan dari nama sebuah agen pengiriman barang atau sebuah alat tranportasi umum, melainkan dari 2 hal yang ada di film ini yaitu Chungking Mansion, rusun yang dipakai difilm ini dan juga Midnight Express, sebuah kedai yang mempersatukan 2 karakter utama dari cerita mereka masing-masing.

        Chungking Express dibuka dengan adegan seorang wanita berambut pirang (Briggite Lin) berada ditengah keramaian pasar dan lorong-lorong di kota Hong Kong pada Mei 1994 yang seperti sedang merasa dibuntuti seseorang. Dari pengenalan karakter kita bisa mengetahui jika perempuan ini adalah seorang kurir narkotika yang memperkerjakan imigran India.

        Lalu adegan berlanjut ke polisi nomor 223 (Takeshi Kaneshiro) yang sedang mengejar penjahat ditempat yang tidak berjauhan dengan wanita berambut pirang tersebut sampai akhirnya mereka secara tidak sengaja bertabrakan. Di awal ini saya sudah dibikin pusing lewat sinematografi motion blur dengan menggunakan frame yang rendah yang membuat kita seperti melihat kumpulan gambar yang dijadikan sebuah klip video atau biasa disebut stop motion.

        Difilm ini ada 2 cerita dengan tema yang sama yaitu "Patah Hati" namun dengan situasi dan kondisi yang berbeda yang dialami oleh dua tokoh nantinya.

       Cerita pertama adalah cerita dari polisi 223 yang baru saja putus oleh kekasihnya pada awal bulan April dan ia menyalurkan emosi patah hatinya dengan selalu membeli kaleng nanas yang kadaluwarsa ditanggal 1 Mei karena mantan kekasihnya yang juga mempunyai May dan ulang tahun ditanggal tersebut. Polisi 223 ini juga sering meluapkan emosinya dengan berlari karena menurutnya ketika ia berlari lalu berkeringat maka ia kehilangan cairan ditubuhnya untuk dikeluarkan saat menangis, yaa sangat cocoklogi banget ya orangnya si polisi 223 ini.

    Singkat cerita, polisi 223 ini bertemu dengan perempuan berambut pirang disebuah bar dan dia mencoba mengajaknya berbicara, meskipun awalnya gak digubris tapi karena udah mabuk si perempuan akhirnya tertidur dan menyuruh polisi 223 mencarikan tempat istirahat. Akhirnya mereka pergi ke sebuah kamar dan perempuan ini langsung tertidur sedangkan polisi 223 makan kentang goreng sambil menonton televisi yang entah nonton apaan si itu. Lalu dipagi hari, ia kembali berlari untuk meluapkan emosinya dan ia menerima pager yang ada ucapan selamat ulang tahun dari wanita berambut pirang tersebut yang membuat ia terlihat sangat bahagia dan mengeluarkan sepatah quotes yang lumayan keren karena keluar dari seorang yang tengah patah hati dan cerita pun berakhir.

“Jika kenangan dapat dikalengkan, aku berharap itu tidak akan kedaluwarsa. Jikapun tanggal kedaluwarsanya harus dicantumkan, aku berharap akan habis seribu tahun lagi.”

    

    Kisah kedua adalah dari cerita polisi 663 (Tony Leung) yang juga sedang mengalami patah hati karena diputusin oleh kekasihnya yang merupakan seorang pramugari. Namun ia berbeda dengan polisi 223 karena ia terlihat lebih peduli dengan kenangan karena ia jadi sering berbicara pada benda mati. Seperti biasa, ia sedang makan salad di kedai Midnight Express tapi berbeda untuk malam itu karena ia bertemu dengan Faye (Faye Wong) yang sedang bekerja sambil mendengarkan musik dengan volume keras.

    Suatu hari, mantan kekasih polisi 663 datang untuk menitipkan sebuah surat dan dengan sengaja Faye yang sudah jatuh hati ke polisi 663 membuka surat tersebut dan juga menemukan kunci apartemen polisi 663 yang membawa Faye dalam mengetahui lebih jauh tentang polisi tersebut. Faye sering mengganti barang dan mendekor apartemennya yang seperti tak terurus tersebut. Kisah cinta yang ekstrem dan sangat eksploratif dari Faye sebelum akhirnya ia memutuskan cabut untuk menjadi pramugari.

    Kalo nonton film ini mungkin harus beberapa kali diulang karena banyak adegan yang terjadi begitu cepat, jadi kalo kalian bengong dikit mungkin ada bagian penting yang terlewat karena memang benar-benar film ini menampilkan adegannya dengan sangat intens dan riuh yang juga digambarkan lewat sinematografinya. Musik dan Scoring dalam film ini juga bekerja dengan sangat baik untuk menambah kuat gaya penceritaan yang ditujukan oleh Wong dalam film ini.

    Wong sangat ingin bercerita tentang hubungan kesederhaan kehidupan sehari-hari dengan permasalahan yang kompleks yang cukup berhasil ia berikan sentuhannya dalam film ini.


RATE PRIBADI  : 8.2/10

Comments