The Peanut Butter Falcon (2019) - Film Heartwarming Tentang Kesederhanaan & Kejujuran
THE PEANUT BUTTER FALCON (2019)
Adventure | Drama | Comedy
Director : Tyler Nilson, Michael Schwartz
Writer : Tyler Nilson, Michael Schwartz
Country : USA
Release Date : 9 Agustus 2019 (USA), 3 Oktober 2019 (Indonesia)
IMDB : 7.6 | Rotten Tomates : 95% | Metacritic : 70
Ingat sekali saat itu orang-orang sedang ramai-ramainya membicarakan film Joker dan saat itu memang saya juga ikut menontonnya sampai 2x karena memang film itu layak menjadi bahan pembicaraan di dunia lewat isu,plot dan karakterisasi yang menarik. Tapi setelah beberapa hari Joker rilis di Indonesia dan menjadi perbincangan, saya secara tidak sengaja melihat poster film ini di bioskop dan tertarik karena film ini dibintangi oleh Dakota Jhonson, hehe. Itu adalah alasan awal mengapa saya rela mengeluarkan uang untuk menonton film yang bahkan sinopsis dan trailernya tidak pernah saya lihat.
Saat saya masuk dalam bioskop memang tidak terlalu ramai dan ya kebanyakan penontonnya adalah orang yang nonton sendirian saat itu, adasih beberapa yang bareng teman dan keluarganya. Cuman mayoritas termasuk saya saat itu nontonnya sendirian dan mungkin beberapa dari mereka juga gak tau ini tuh film apa.
Saat film dimulai kita diperkenalkan oleh karakter Zak (Zack Gottsagen), seorang pengidap Down Syndrome berusia 22 tahun yang tinggal di sebuah panti jompo bersama para orang tua karena memang ia tidak punya keluarga yang mau mengurusnya. Zak dirawat oleh Eleanor (Dakota Jhonson) yang merupakan seorang Social Worker atau kayak relawan gitu lah. Keseharian Zak yang monoton sangat bertolak belakang dengan kepribadiannya yang menginginkan kebebasan, ya karena dia masih muda dia pasti cuman semangat hidup yang berkobar dong, gak seperti orang-orang tua di panti jomponya yang udah menikmati sisa hidup mereka aja. Zak bermimpi menjadi pegulat profesional seperti Salt Water Redneck (Thomas Haden Church) yang setiap hari ia lihat rekaman tapenya berulang kali. Sampai suatu ketika Zak meminta Carl (Bruce Dern), teman sekamarnya untuk membantu misinya untuk kabur dari panti jompo tersebut. Ia akhirnya bisa keluar dengan cara yang cukup unik, saat berhasil kabur ia hanya mengenakan celana dalam dan tidak membawa bekal apapun. Tujuan dia kabur sebenarnya hanya ingin bertemu dengan Salt Water Redneck meskipun ia tidak tahu bagaimana caranya untuk sampai kesana.
Lalu adegan berpindah ke karakter Tyler (Shia LaBeouf) seorang nelayan yang juga sedang kabur dari kejaran nelayan lain karena ia memiliki masalah setelah membakar perangkapnya. Kita juga diperkenalkan dengan latar belakang Tyler dengan Mark (Jon Bernthal), kakaknya yang meninggal karena kecelakaan.
Pengenalan kedua karakter ini cukup membuat kita tahu alasan kenapa mereka berdua harus dipersatukan. Zak dan Tyler sama-sama memiliki kehidupan yang hancur tapi bedanya Zak ingin tetap terus maju untuk impiannya meski terhalang oleh keterbatasannya sedangkan Tyler masih terjebak dengan trauma di masa lalunya namun ia tetap memiliki secercah harapan untuk kehidupannya.
Tyler yang diawal pertemuan sangatlah dingin kepada Zak namun setelah melihat perundungan dari lingkungan yang dialami oleh Zak membuat Tyler bersimpati dan bersedia mengajak Zak untuk ikut dalam petualangannya karena mereka berdua sama-sama telah menjadi buronan.
Seiring dengan petualangan mereka, kita jadi mengerti apa yang dibutuhkan Zak bisa ia dapatkan dengan kehadiran Tyler begitupun sebaliknya apa yang dibutuhkan oleh Tyler juga bisa ia dapatkan karena adanya Zak. Kombinasi yang pas ini disempurnakan lagi dengan kehadiran Eleanor yang sebelumnya ditugaskan untuk mencari Zak. Karakter Eleanor disini udah kayak sosok ibu yang selalu cerewet namun juga hangat sedangkan Zak adalah tipikal ayah yang bijak dan bisa menjadi kapten untuk tujuan Zak yang diibaratkan seperti anak mereka.
Kalau kalian berharap film ini bisa menyajikan drama yang menitikan air mata atau petulangan yang menakjubkan, kalian gak akan nemuin itu difilm ini. Kalian akan menemukan warna baru yang diciptakan oleh Tyler Nilson & Michael Schwartz, mereka menggabungkan sesuatu yang sudah ada seperti drama yang relatable,komedi yang segar dan petulangan yang menarik untuk diikuti. Dikemas dalam satu kesatuan untuk menghadirkan feel khusus yang hanya ada di film The Peanut Butter Falcon.
Sangat terlihat film ini dibikin dengan cinta & kejujuran dari semua kru yang terlibat. Film ini juga menampilkan 2 karakter utama yang saling melengkapi lalu ditambahkan kehadiran Eleanor yang semakin memperkuat lantunan alur film ini lewat Character Development-nya. Sinematografi yang sederhana namun eye-catching dari Nigel Bluck juga membuat kita akan selalu terpaku melihat layar untuk mengikuti perjalanan Zak & Tyler.
RATE PRIBADI 8.5/10
Comments
Post a Comment