Geez & Ann (2021) - Novel Yang Harusnya Jadi FTV Aja, Gak Usah Dijadiin Film
GEEZ & ANN (2021)
Drama | Teenlit | Romance
Director : Rizki Balki
Writer : Adi Nugroho,Cassandra Massardi,,Bonky,Amit Jethani,,Muthia Khairunissa,Rintik Sedu (Novel)
Country : Indonesia
Release Date : 25 Februari 2021 (Netflix)
IMDB : 4.7
Ya, setelah kemarin cukup puas dengan Mariposa. Kali ini saya menonton Geez & Ann yang juga diadaptasi dari cerita populer di Wattpad. Saya bukan pembaca Wattpad tapi saya sudah beberapa kali menonton film yang ceritanya diadaptasi dari Wattpad dan kebanyakan atau bahkan 95%-nya itu cukup mengecewakan saya.
Tapi film ini dibuka dengan adegan pensi sekolah yang cukup mengikat meskipun tetap masih ada beberapa poin minornya seperti bagian lypsync Geez (Junior Roberts), Stand Up Natha (Amel Carla) yang garing tapi audience pada ngakak semua sampai ketika Ann (Hanggini) yang benerin listrik mati di acara pensinya, emang panitianya cewek semua ya? aneh memang, seakan yang harus ada discene itu hanyalah Ann,Geez & teman-temannya Ann aja.
Setelah pertemuan pertama Geez & Ann di pensi sekolah, Geez langsung berusaha mendekati Ann dengan menyuruh Ann untuk me-review lagu-lagu dari bandnya, karena menurut Geez review dari Ann terkesan jujur. Keesokan harinya dan dihari-hari berikutnya ketika Ann berangkat sekolah menggunakan metro mini, Geez selalu ada dan merayu Ann dengan kata-kata manis ala cowok-cowok dicerita Wattpad yang jujur buat saya kembali males dengan treatment film seperti itu. Terkesan cheesy,klise dan menganggu banget. Cara mendekati Geez juga terlalu agresif dan Ann yang diperkenalkan sebagai cewek yang gak mau pacaran juga malah dengan gampangnya terkena rayuan maut Geez ini,. Loh kok gak konsisten gini dah si Ann. Untuk bagian pertama film ini meskipun banyak hal-hal minor tapi saya masih bisa menikmati alur yang coba dibangun film ini.
Dibagian pertengahan dan akhir inilah yang menurut saya adalah kesalahan yang membuat kualitas film ini sangatlah menurun dan bahkan layak disejajarkan dengan FTV karena ada beberapa scene yang menggunakan monolog suara hati Ann yang cringe banget. Film memiliki konflik utama LDR tapi dengan segala bumbu yang ada di paruh pertama, saya sebagai penonton tidak sedikitpun bisa merasakan bagaimana gap dalam hubungan Geez & Ann ini. Saya yang awalnya merasa Junior Roberts & Hanggini punya chemistry yang baik tiba-tiba berubah pendapat setelah melihat bagaimana karakterisasi Ann yang dibuat seperti remaja cewek yang lebay dan mudah ngambek sedangkan Geez penuh dengan kebohongan & janji. Sebenarnya hal itu bisa menjadi senjata untuk Rizki Balki semakin memperkuat tensi dan sisi emosional dalam hubungan LDR Geez & Ann ini. Namun sayangnya film ini malah membuat sifat dari dua karakter itu menjadi kekurangan yang semakin makin membuat naskah film ini terasa kosong dan terkesan tergesa-gesa. Apalagi dipertengahan gak banyak adegan Geez saat di Berlin, ya tapi saya masih bisa memaklumi bagian itu karena mungkin masalah di budget, masih gak terlalu mengganggulah.
Film ini memiliki ritme yang berantakan, kalau film diangkat dari novel memang inilah tantangannya. Bagaimana penulis bisa merangkum isi keseluruhan bahasa sastra dalam novel menjadi bahasa visual dalam gambar dan kebanyakan film adaptasi gagal melakukan itu. Geez & Ann seakan-akan ingin membeberkan semua poin penting di novel kedalam film sehingga banyak adegan yang sebenernya dibangun cukup baik namun tiba-tiba lompat ke adegan selanjutnya yang membuat aspek emosionalnya seakan hancur tiba-tiba.
Akting dari Hanggini dan Junior Roberts juga cukup solid dalam menggambarkan karakter yang mereka masing-masing perankan. Saya juga cukup terkesan dengan Junior Roberts, ketika dia diberikan peran yang lebih luas dari biasanya, dia cukup bisa mengeksplor banyak hal yang membuat karakter Geez disini cukup mengesankan. Untuk Hanggini sendiri tampil cukup natural dan bisa membuat kita percaya jika Ann adalah Hanggini, hanya saja saat bagian emosional saat ibu Geez mergokin Geez & Ann lagi ngedate, akting Hanggini saya rasa agak over the top dan sangat mengganggu karena Junior Roberts dan Dewi Rezer sudah menampilkan dengan cukup kuat di adegan tersebut.
Supporting castnya seperti ibu Geez (Dewi Rezer), ibu Ann (Ersa Mayori) dan ayah Ann (Indra Brasco) cukup solid menampilkan karakter mereka masing-masing namun masalahnya terletak di teman-teman dari Ann yang buset banyak banget, apa di novelnya juga sebanyak ini? kalo iya kenapa gak diringkas aja sih, kehadiran teman Ann yang sebanyak itu gak terlalu penting juga, dihilangkan karakternya juga gapapa karena memang cuman Natha yang berasa jadi temennya Ann. Juga karakter Tari (Shenina Cinnamon) yang gak tau fungsinya difilm ini apa selain ngasih tau kalo dia itu suka baca buku 5 Sekawan juga kayak si Ann., karakter itu dihilangin juga gapapah kok gak akan ada efek juga buat alur filmnya. Film ini juga memakai second lead yaitu si Bayu(Roy Sungkono), karakternya memiliki peran cukup krusial untuk ending film ini namun sayangnya karakter sepenting Bayu tidak dieksplor lebih dalam lagi agar kita sebagai penonton bisa berdebat soal #TimGeez atau #TimBayu.
Secara sinematografi dan production design, Geez & Ann mampu menggambarkan latar dan pengadeganan dengan cukup baik dan efektif. Memang gak ada yang spesial dan mencolok namun at least masih bisa enak dipandang sama mata. Musiknya juga cukup bagus dalam mengambil peran untuk membangun kedekatan dari Geez & Ann. Film Indonesia sekarang memang sudah mengalami peningkatan yang cukup baik dalam urusan musik,art dan sinematografi. Good Job para filmmaker lokal.
Overall, Geez & Ann masih layak untuk ditonton terutama yang udah baca novelnya dan film ini butuh banget sekuelnya dan saya akan menantikannya dan pasti menontonnya dengan ekspektasi sisi Geez dan Bayu bisa lebih dieksplor lagi agar muncul Han Jipyeong dan Nam Do San versi Indonesia haha.
RATE PRIBADI 3.5 / 10
Comments
Post a Comment