Sobat Ambyar(2021) - Bukan Film Yang Bagus Tapi Masih Layak Untuk Dinikmati

SOBAT AMBYAR(2021)

Romance | Drama | Comedy

Director : Charles Gozali & Bagus Bramanti

Writer : Bagus Bramanti & Gea Rexy

Release Date : 14 Januari 2021 (Netflix)

IMDB : 6.4 

    Pada awal pengumuman film ini saya merasa film Sobat Ambyar adalah sebuah film biopik dari Alm.Didi Kempot karena dalam poster dan teasernya menampilkan Alm.Didi Kempot. Tapi setelah melihat trailernya, ternyata oh ternyata film ini hanyalah mengambil template cerita berdasarkan persona atau ciri khas dari karya Didi Kempot.

    Kalian mungkin akan berpikir jika film ini memiliki plot romance yang cheesy, eitsss tunggu dulu, benar memang film ini terlihat memiliki plot yang mirip-mirip lah kayak FTV lokal namun bagaimana Charles Gozali dan Bagus Bramanti mengemas naskah FTV ini menjadi suguhan yang masih enjoyable untuk ditonton, bahkan untuk kalian yang jarang mendengarkan musik Didi Kempot seperti saya.

    Sobat Ambyar bercerita tentang Jatmiko(Bhisma Mulia) seorang pemilik kedai kopi bersama dengan sahabatnya, Kopet(Erick Estradara) berusaha untuk menyelamatkan kedainya itu dari kebangkrutan. Sampai suatu hari datanglah Saras(Denira Wiraguna) ke kedai mereka untuk menyelesaikan skripsinya. Jatmiko tertarik pada Saras, didukung oleh Kopet dan Anjani(Sisca JKT48) adik dari Jatmiko, akhirnya Mas Jat(Panggilan Jatmiko) yang pemalu memberanikan diri untuk mendekati Saras.

    Struktur penulisan difilm ini jelas tidak terlalu rapih, saya tidak tahu kenapa Bagus Bramanti yang sudah cukup berpengalaman untuk penulisan di genre ini masih saya seperti tidak tahu mau dibawa kemana alurnya agar bisa mencapai titik konklusi. Apalagi dipertengahannya yang sangat kelihatan terlalu lambat dan agak boring. Tapi harus diakui, babak pertama film ini sudah cukup baik dalam mengikat penonton untuk menikmati alur yang akan diceritakan. Namun kembali lagi, konsistensi saat masuk ke transisi babak keduanya sangatlah membuat penonton merasa seperti disuguhkan cerita FTV lokal.

    Penulisan karakter Saras disini juga terbilang lemah dan tidak terlalu eksploratif, padahal dia lah yang akan mendevelopt karakter Jatmiko. Jika acuannya adalah karakter Summer di 500 Days Of Summer, saya rasa Charles Gozali dan Bagus Bramanti masih nanggung untuk membuat karakter Saras bisa seliar Summer. Gak usah jauh-jauh ke film luar deh, di Indonesia sendiri juga sudah punya karakter Arini di Love For Sale yang juga bisa menjadi referensi mereka dalam mem-build karakter Saras. Karena karakter Saras disini tidak terlalu jelas apa motivasinya, saya mungkin bisa merasa kadang kasihan kadang kesel saat menonton Summer dan Arini difilmnya masing-masing namun untuk Saras saya hanya merasa dia dihadirkan sebagai karakter yang harus dibenci oleh Jatmiko dan para penonton.

    Beruntungnya, ambyarnya alur cerita masih bisa ketolong oleh akting dari para pemainnya. Bhisma Mulia sebagai debutan bisa menampilkan karakter Jatmiko dengan cukup solid, penonton bisa merasakan bagaimana ambyarnya perasaan Jatmiko saat ditinggal begitu saja oleh Saras dan keselnya penonton ketika Jatmiko dengan bodohnya menerima kembali Saras ke hidupnya. Pemilihan Bhisma Mulia sebagai lead juga membuktikan jika film gak harus memakai aktor/aktris yang punya followers banyak untuk menunjang jumlah penonton karena penonton film Indonesia sekarang sudah cerdas, mereka lebih memilih menonton film yang bisa dinikmati cerita dan visualnya ketimbang cuman ngeliat seleb favorit mereka main film.

    Oke lanjut, untuk akting dari Erick Estrada dan Sisca JKT48 sebagai sidekick juga membuat film ini makin bernilai, mereka gak cuman karakter yang asal ada untuk menemani Jatmiko aja, tapi mereka punya impact yang cukup besar dalam alur. Sisca JKT48 sebagai debutan juga cukup mengejutkan, ia berhasil menampilkan akting yang natural dan likeable, pokoknya wota harus nonton akting dia disini dan ngeliat potensi cerah dia sebagai aktris masa depan. Denira Wiraguna yang memainkan karakter Saras sangat disayangkan masih kurang menonjol dibanding para sidekicknya, saya merasa ini disebabkan oleh penulisan karakter Saras yang lemah sehingga Denira mungkin bingung bagaimana mengeksplorasi karakter Saras ini. Meskipun tatapan manis nan flirty-nya bisa membuat Jatmiko dan para penonton laki-laki seperti saya gemas dan baper, namun itu saja tidak cukup untuk kita berempati dengan karakternya, yaa balik lagi ke penulisan karakternya yang lemah. Tapi... lagi dan lagi kita akan melihat Asri Welas sebagai scene stealer disini, yaa udah gak kaget si, difilm manapun juga dia selalu berhasil mencuri perhatian meskipun cuman dikasih 1 atau 2 scene doang.

    Secara visual film ini boleh dibilang sudah berada dilevel yang top, production design-nya wajib naik gaji atas hasil jerih payahnya dalam memvisualisasikan cerita. Sinematografi yang cukup berkesan dalam menambah atmosfir dramatik ditunjang juga dengan gaya editing yang cukup konsisten untuk memperkuat cerita dari adegan ke adegan. Shot-shot cantik dengan pengambilan yang cukup variatif dan tidak memaksa, itulah yang membuat saya sangat terpuaskan dengan gambar yang disuguhkan film ini.

    Untuk Scoring, karena ide film ini berasal dari musik-musik Alm.Didi Kempot dan setiap musiknya dikeluarkan di timing yang sangat tepat untuk menguatkan unsur-unsur pengadeganan. Apalagi ada satu scene dimana Jatmiko bernyanyi di cafenya setelah menerima undangan pernikahan dari Saras, menurut saya itu merupakan salah satu adegan yang penempatan musiknya paling the best untuk film Indonesia di tahun ini. Meskipun unsur musiknya bukan poin utama namun tetap saja kehadiran Alm.Didi Kempot dibeberapa scene.penggunaan musik -musiknya dan juga judul Sobat Ambyar membuat film ini sangatlah menjual apalagi film ini harusnya tayang di 2020 dimana karir Didi Kempot sedang naik-naiknya diakhir hayatnya.

    Kesimpulannya, film ini masih sangat enjoyable untuk ditonton diwaktu luang dan ingin dihibur dengan celetukan-celetukan harian khas orang jawa, meskipun kalian bukan orang jawa namun mendengar logat umpatan dari dialog natural mereka juga udah cukup membuat kalian terhibur. Dan Jika kalian ada yang memaklumi perbuatan karakter Saras ke Jatmiko, apapun alasannya, lu bukan temen gue. Sekian terima kasih


RATE PRIBADI 6.5/10

Comments

Popular Posts